Ini Alasan Nadin Amizah Kritik Film Bertaut Rindu
Nadin Amizah | Foto: istimewa

JAKARTA - Musisi Nadin Amizah menyuarakan kekesalannya terhadap rumah produksi Sinemart Pictures yang dianggap tak menghargai keputusannya dan karya lagunya yang populer, Bertaut. Hal itu ia ungkapkan melalui unggahan di media sosial pada Selasa (29/7).

Dalam unggahan tersebut, Nadin membagikan tangkapan layar percakapan email dari rumah produksi yang pada 22 Februari 2024 mengajukan izin menggunakan penggalan lirik Bertautte patnya frasa "Seperti Detak Jantung yang Bertaut" sebagai judul film.

Nadin menegaskan bahwa ia telah menolak permohonan tersebut dan tidak memberikan izin baik untuk penggunaan judul maupun lagunya dalam proyek film. Namun, pada April 2024, ia menemukan unggahan yang menampilkan proyek film itu di media sosial, meski pihak rumah produksi membantah keterlibatan mereka dalam unggahan tersebut klaim yang juga dibantah oleh Nadin.

Kemudian pada Juli 2025, Nadin menerima kabar bahwa judul film tersebut telah diubah menjadi "Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan". Meski berbeda, judul baru itu masih menggunakan unsur bahasa yang sangat erat dengan lagu Bertaut.

Nadin Soroti Kurangnya Respek

Melalui unggahannya, Nadin menyatakan bahwa ia tak memiliki hak cipta atas kata-kata seperti "bertaut" atau "semua... dirayakan" yang berasal dari Bahasa Indonesia. Namun, ia menilai tetap diperlukan penghargaan terhadap karya dan keputusan kreator.

"Bahkan tanpa pedoman legal pun, respek tetap pantas diberikan pada satu sama lain," tulis Nadin.

"Seluruh respek untuk aktor yang terlibat, semoga sukses. Untuk PH dan eksekutor-eksekutor besar di belakangnya, good luck enggak dulu."

Ia juga mempertanyakan maksud rumah produksi menggunakan kata-kata yang diasosiasikan dengan lagunya, apalagi mengingat lagu Bertaut sangat personal.

"Lirik pertamanya saja langsung 'bun'. 'Bun' itu maksudnya bukan bun sayang atau babe, tapi bunda ibuku. Ini lagu tentang ibuku," jelasnya.

Nadin mengungkapkan rasa jenuhnya terhadap proyek-proyek yang hanya menumpang popularitas dari lagu viral demi keuntungan semata, tanpa memperhatikan konteks maupun izin kreator asli.