Vin Diesel Dituntut Mantan Asisten atas Dugaan Kekerasan Seksual
Vin Diesel | Foto: ist

JAKARTA - Mantan asisten Vin Diesel mengajukan gugatan pelecehan seksual terhadap aktor tersebut atas dugaan insiden yang terjadi di hotel St Regis Atlanta, pada September 2010.

Perempuan bernama Asta Jonasson menuduh pentolan Fast and the Furious tersebut mengundang dirinya untuk datang ke kamar mewah aktor tersebut setelah kembali dari sebuah klub dengan pramuria.

Dalam dokumen gugatan yang diterima Page Six dan diberitakan Kamis (21/12), aktor bernama lengkap Mark Sinclair itu dituding Jonasson meraih tangannya dan menariknya ke tempat tidur.

Jonasson mengklaim meminta Vin Diesel berhenti melakukan hal tersebut. Namun aktor laga itu dituding malah meraba payudara Jonasson dan mencium dadanya tanpa persetujuan.

"Nona Jonasson takut menolak atasannya secara paksa karena mengetahui bahwa mengusir dia [Vin Diesel] dari ruangan itu sama-sama krusial untuk keamanan personal dan pekerjaannya," tulis gugatan tersebut.

"Namun harapan [berhenti] ini pupus ketika Vin Diesel berlutut, menyingkap pakaian Nona Jonasson, dan menganiaya tubuhnya, meraba kaki bagian atas Nona Jonasson, termasuk paha bagian dalam," lanjut gugatan tersebut.

Page Six menyebut sudah menghubungi perwakilan Vin Diesel untuk meminta tanggapan tersebut, tapi tak mendapatkan respons.

Asta Jonasson dalam gugatan itu mengaku sudah sempat kabur dari Vin Diesel dan berlari mengarah kamar mandi. Namun Vin Diesel disebut berhasil mendorong perempuan ke dinding, membekapnya, dan menarik tangan Jonasson ke arah kemaluan Diesel "yang ereksi" lalu pria itu bermasturbasi.

"Ketakutan, Nona Jonasson menutup matanya, mencoba menjauhkan diri dari pelecehan seksual dan menghindari kemarahan pria itu," kata gugatan tersebut.

"Nona Jonasson kemudian mendengar erangan Vin Diesel... Jonasson membeku dalam kondisi syok dan tak bisa bergerak," lanjutnya.

Kala itu, Asta Jonasson yang berdomisili di Los Angeles baru saja lulus dari sekolah film. Ia kemudian diterima dalam perusahaan Diesel, One Race, saat film Fast Five sedang diproduksi.

Dalam pekerjaan itu, Jonasson bertanggung jawab untuk mengorganisir pesta, menemani Diesel ke pesta dan memastikan dirinya dekat dengan aktor tersebut saat dia berfoto dengan perempuan lain.

Namun, Jonasson mengklaim dirinya dipecat beberapa jam setelah dugaan pelecehan seksual tersebut terjadi.

Adik perempuan Vin Diesel, Samantha Vincent, diduga sebagai pihak yang mengurus pemutusan hubungan kerja tersebut. Ia juga disebut dalam dokumen gugatan itu. Jonasson disebut hanya bekerja selama dua minggu di perusahaan itu.

"Jelas bagi Jonasson bahwa dia dipecat karena sudah tak lagi berguna bagi pria itu. Vin Diesel sudah memanfaatkannya untuk memenuhi gairah seksualnya dan Jonasson menolak serangan seksual tersebut," tulis dokumen tersebut.

Bukan cuma soal pelecehan seksual, Jonasson juga menggugat Vin Diesel atas tudingan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender, penderitaan emosional yang disengaja, lingkungan kerja tak bersahabat, pembalasan dan pemutusan kerja tidak sah.

Jonasson juga mengaku ia menderita dan terus merasakan penghinaan, tekanan emosional, dan rasa sakit serta penderitaan mental juga fisik. Ia pun menyebut tidak mengaku lebih awal karena ada perjanjian kerahasiaan yang ia tandatangani.

Namun Asta Jonasson mengaku dirinya terdorong dengan gerakan MeToo dan Speak Out Act yang memungkinkan para penyintas untuk berbicara terkait kekerasan dan pelecehan seksual dan melindungi mereka dari imbas perjanjian kerahasiaan.

Gugatan itu menyebut pengakuan ini sebagai bagian dari upaya Jonasson "mendapatkan kembali hak pilihannya dan keadilan atas penderitaan yang ia alami di tangan Vin Diesel dan One Race."